Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Senin, 29 Mei 2017

responding paper suku dayak

AGAMA TRADISIONAL ORANG DAYAK

1. Asal-usul Orang Dayak
Suku dayak pada dasarnya berasal dari keturunan para imigran yang berasal dari Cina Selatan (Yunann). migrasi ini diperkirakan terjadi sekitar antara tahun 3000s/d 1500 SM pada zaman glasial (zaman glasial). mereka membentuk kelompok pengembara yang berjalan dari negeri asal melewati Vietnam Indocina, kemudian menuju Malaysia hingga akhirnya masuk di kepulauan Nusantara. Suku Dayak sebenarnya memiliki sub-sub yang banyak. Secara garis besar suku Dayak yang berdiam di wilayah Kalimantan Timur terdiri dari, Suku Dayak Tunjung, Benuaq, Bahau, Unan, Kenyah, Busang dan Penihing.

2. Mite dan Magis Orang Dayak
a. Mite Penjadian
Di dalam mite penjadian dituturkan bahwa segala sesuatu terjadi dalam beberapa tahap. Pada tahap pertama, yaitu sebelum alam semesta dijadikan, semula yang ada adalah dua bukit, tempat kediaman kedua dewata yang tertinggi, yaitu bukit emas dan bukit permata. berkali-kali kedua bukit ini bertabrakan.
Dalam tabrakan antara keduanya maka lahirlah tabrakan-tabrakan yang menyebabkan sesuatu yang lain muncul, seperti adanya awan yang merupakan pertabrakan pertama. kemudian muncul lagi bentangan langit yang merupakan pertabrakan kedua dan seterusnya sehingga pertabrakan yang terakhir yaitu menghasilkan mahkota Mahatala yang terdiri dari emas yang dihiasi batu permata yang berdiri tegak.
Tahap kedua tidak diceritakan dengan jelas. Yang terang ialah, bahwa pada akhir tahap kedua ini alam atas dan alam bawah sudah terjadi sebagai suatu totalitas. akan tetapi pada waktu itu belum ada manusia dan tempat kediaman manusia. pada tahap ketiga Mahatala memanggil Jata untuk berunding di alam atas. dalam perundingan itu Mahatala mengangkat mahkotanya ke atas. perbuatan ini menyebabkan tumbuhnya sebatang pohon hidup yang memiliki daun dari emas dan buah dari gading.

b. Magis Orang Dayak
Suku Dayak mempunyai prajurit hantu dan seperti itu lah yang mereka ketahui tentang suku Dayak. Apa benar suku Dayak mempunyai prajurit hantu? Mungkin anda telah mengetahuinya siapa sebenarnya prajurit hantu ini yaitu pangkalima burung atau penglima burung. Perawakan panglima burung yang masih misterius bagi masyrakat Indonesia menjadikan pangkalima burung bak prajurit hantu yang siap menyerang siapa saja yang melecehkan suku dayak untuk melindungi tanah Borneo.
Selanjutnya yaitu pedang mematikan, pedang mematikan ini adalah pedang magis yang dapat membunuh siapapun tanpa rasa kasihan.Sumpit beracun. Entah apakah sumpit beracun masih ada atau tidak untuk saat ini, namun sumpit beracun suku dayak telah menjadi sejarah tersendiri bagi masyarakat dayak pasa masa penjajahan di masa lalu. Kemudian, suku dayak memiliki kekuatan magis yang sangat berbahaya yang menjadikan suku dayak sebagai salah satu dari 5 suku paling di takuti di dunia karena sihirnya.
3. Struktur Keagamaan Orang Dayak (Faham Kaharingan dan Ajarannya)
Menurut pendapat orang Dayak, agama Kaharingan telah ada sejak ribuan tahun yanglalu, sejak awal adanya dunia ini, saat Ranying Hatalla Langit (nama tuhan mereka)menciptakan alam semesta. Kaharingan telah lebih dulu ada sebelum kedatangan Hindu,Budha, Islam dan agama Kristen ke wilayah mereka. Setelah kedatangan agama-agama lainkepada orang-orang Dayak, Kaharingan menjadi dikenal sebagai agama leluhur dayak, atauagama kuno.Kaharingan berarti "hidup, ada dengan sendirinya”
Dalam Kaharingan juga terdapat Konsep Pohon Hayat atau Pohon Kehidupan yangmereka sebut Batang Garing. Pohon ini merupakan simbolisasi dari kehidupan swargalokayang mereka sebut Lewu Tatau. Simbolisasi ini seringkali muncul pada bangunan Sandungyang fungsinya sebagai tempat sakral penyimpanan tulang-belulang sanak saudara yang telahmeninggal.

4. Upacara Adat Kematian dan Penguburan Orang Dayak (Dayak Benuaq, Kanayant, Maanyaan, dll)
a. Dayak Benuaq
Prosesi adat kematian Dayak Benuaq dilaksanakan secara berjenjang. Jenjang ini menunjukkan makin membaiknya kehidupan roh orang yang meninggal di alam baka. Orang Dayak Benuaq percaya bahwa alam baqa memiliki tingkat kehidupan yang berbeda sesuai dengan tingkat upacara yang dilaksanakan orang yang masih hidup (keluarga dan kerabat).
Alam baka dalam bahasa Benuaq disebut secara umum adalah Lumut. Di dalam Lumut terdapat tingkat (kualitas) kehidupan alam baqa. Kepercayaan Orang Dayak Benuaq tidak mengenal Nereka. Perbuatan-perbuatan jahat yang dilakukan Orang Dayak Benuaq telah mendapat ganjaran selama mereka hidup, baik berupa tulah, kutukan, bencana/malapetaka, penderitaan dll. Itu sebabnya Orang Dayak Benuaq meyakini jika terjadi yang tidak baik dalam kehidupan berarti telah terjadi pelanggaran adat dan perbuatan yang tidak baik. Untuk menghindari kehidupan yang penuh bencana, maka orang Dayak Benuaq berusaha menjalankan adat dengan sempurna dan menjalankan kehidupan dengan sebaik-baiknya. Secara garis besar terdapat 3 tingkatan acara Adat kematian: Parepm Api, Kenyauw, Kwangkai Kewotoq (Kwangkey)

b. Dayak Kanayatn
       Kuburan bagi Suku Dayak Kanayatn disebut "Patunuan" artinya tmp pembakaran.Bila ada kematian,maka seluruh anggota suku akan bergotong royong dengan cara bekerja sesuai keahlian, untuk mempercepat upacara penguburanJenazah sebelum diberangkatkan ke kuburan, di letakan tiga gumbal tanah. Segumpal di kepala, disini kiri dan kanan diletakan segumpal.Kedua belah mata dan pusar jenazah di tutupi dengan uang logam. Dihiasi seakan masih hidup, diberi minyak wangi dan ditutupi kain putih baru.Setelah semua sudah selesai terlaksana maka jenazah akan dibawa ke "Panutuan" tempat pembakaran Dayak Kanayatn.
       Adapun proses yang dilakukan setelah itu adalah sebagai berikut:
1). Jenazah tidak boleh dibakar dengan kayu sembarangan. Harus kayu dari pohon berbuah yang bisa dimakan seperti Langsat, durian, rambutan dll. Tapi ada juga yang berkata hanya boleh kayu buah Langsat info dari salah satu tetua Adat Dayak Kanayatn.
2). Api pembakaran juga harus diambil dari dapur rumah duka. Pelaku pembakaran : 3 dari pihak orang tua bapak dan 3 dari pihak orang tua Ibu.
3). Pihak Bapak berdiri di kanan dan pihak Ibu berdiri di kiri jenazah. Kepala adat berdiri di Ujung Kepala jenazah. Masing-masing memegang niru.
4). Pembakaran Jenazah harus sampai menjadi Abu. Selama dibakar menurut kepercayaan Dayak Kanayatn, jiwa orang mati melayang menuju Subayangan
5). Selesai penguburan, seluruh peserta harus pulang ke rumah duka. Di depan rumah duka dibuat api yang  khusus yang harus dilewati
6). Orang-orang melewati api kemudian pergi membersihkan diri dengan air. Artinya agar segala setan,perusak, pengganggu diusir dan dicegah masuk
7). Selama 3 hari selesai penguburan. Seluruh keluarga bergotong royong membuat berbagai bentuk perabot dari kayu. Berupa meja, kursi dan lain-lain.
8). Segala benda yang pernah dilihat orang mati itu selama hidupnya. Dan seluruh Patung tersebut dibawa kekuburan. Kemudian mereka berdoa ke Jubata, maksudnya agar arwah/roh orang mati itu tidak lagi datang ke rumah dan arwah di terima di Subayangan - Sorga tingkat ke tujuh.
9). 3 hari kemudian (hari ke 6 setelah "Patunuan"). Keluarga mengantar makanan ke pekuburan untuk berhubungan terakhir dengan jiwa orang meninggal
10). Pada hari ke-7 diadakan upacara di rumah duka. Wajib disediakan 1 piring berisi Abu, 1 piring berisi air dan 1 piring berisi makanan.
11).Ke-3 piring tersebut diletakan ke tangga rumah yang dijaga Tetua Adat. Dengan urutan piring makanan, piring air dan piring Abu.

d. Dayak Maanyaan
Pada dasarnya Upacara (adat) kematian merupakan berbagai jenis upacara (serangkaian) dari kematian sampai beberapa upacara untuk mengantar adiau/ roh ke tumpuk adiau/ dunia akhirat. Berikut beberapa upacara yang pernah saya hadiri:
1. Ijambe, (baca : Ijamme’) yaitu upacara kematian yang pada intinya pembakaran tulang mati. Pelaksanaan upacaranya sepuluh hari sepuluh malam. dan membutuhkan biaya yang sangat besar, dengan hewan korban kerbau, babi dan ayam. Karena mahal Upacara ini dilakukan oleh keluarga besar dan untuk beberapa Orang (tulang yang udah meninggal) atau untuk beberapa Nama, dulu sering dilakukan di desa nenek saya di desa Warukin, kecamatan Tanta, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
2. Ngadatun, yaitu upacara kematian yang dikhususkan bagi mereka yang meninggal dan terbunuh (tidak wajar) dalam peperangan atau bagi para pemimpin rakyat yang terkemuka. Pelaksanaannya tujuh hari tujuh malam.
3. Miya, yaitu upacara membatur yang pelaksanaannya selama lima hari lima malam. kuburan dihiasi dan lewat upacara ini keluarga masih hidup dapat “mengirim” makanan, pakaian dan kebutuhan lainnya kepada “adiau” yang sudah meninggal.
4. Bontang, adalah level tertinggi dan “termewah” bentuk penghormatan keluarga yang masih hidup dengan yang sudah meninggal, upacara ini cukup lama 5 hari lima malam, dengan biaya luar bisa, “memakan korban “puluhan ekor babi jumbo dan ratusan ekor ayam kampung esensinya adalah memberi/ mengirim “kesejahteraan dan kemapanan” untuk roh/ adiau yang di”bontang”, upacara ini bukan termasuk upacara duka, tapi sudah berbentuk upacara sukacita.
5. Nuang Panuk, yaitu upacara mambatur yang setingkat di bawah upacara Miya, karena pelaksanaannya hanya satu hari satu malam. Dan kuburan si mati pun hanya dibuat batur satu tingkat saja, di antar kue sesajen khas Dayak yaitu tumpi wayu dan lapat wayu dan berbagai jenis kue lainnya dalam jumlah serba tujuh dan susunan yang cukup rumit
6. Siwah, yaitu kelanjutan dari upacara Mia yang dilaksanakan setelah empat puluh hari sesudah upacara Mia. Pelaksanaan upacara Siwah ini hanya satu hari satu malam. Inti dari upacara Siwah adalah pengukuhan kembali roh si mati setelah dipanggil dalam upacara Mia untuk menjadi pangantu pangantuhu, atau “sahabat” bagi keluarga yang belum meninggal.
5. Interaksi Kepercayaan Orang Dayak dengan Agama-agama Lain
Secara keseluruhan orang Dayak belum mengenal agama-agama seperti Islam maupun yang lainnya. mereka hanya mempercayai kepada para leluhur mereka, batu-batuan dan lain-lain yang biasanya dianggap sakral. dalam kehidupannya pula memiliki rasa pantangan yaitu mereka mempunyai pantangan untuk berbaur dengan suku-suku lain terlebih lagi dengan agama lain yang belum mereka ketahui.

Orang Dayak selalu hidup dengan dihantui rasa ketidaktenangan yang membuat mereka selalu berpindah-pindah. suku yang satu ini sangat sulit berkomunikasi dengan komunitas-komunitas lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

kumpulan video suku bawean

Masyarakat Bawean juga terkenal dengan budaya merantau. Mereke merantau ke Bandar Malaka berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu kare...