a. Mitologi
Batak dan Jenjang Kehidupan orang Batak
Mitologi Batak adalah kepercayaan tradisional akan dewa-dewi yang
dianut oleh orang Batak. Agama Batak tradisional sudah hampir menghilang pada
saat ini, begitu juga dengan mitologi Batak. Kepercayaan Batak tradisional
terbentuk sebelum datangnya agama Islam dan Kristen oleh dua unsur yaitu
megalitik kuno dan unsur Hindu yang membentuk kebudayaan Batak. Pengaruh dari
India dapat terlihat dari elemen-elemen kepercayaan seperti asal usul dunia,
mitos penciptaan, keberadaan jiwa serta bahwa jiwa tetap ada meskipun orang telah
meninggal dan sebagainya.
Suku Batak yang memiliki banyak ragam kebudayaan dan seni yang
sangat terkenal, suku ini pula memiliki mitologi yang telah mereka yakini
sebagai asal usul penciptaan alam semesta serta hal-hal lain yang terkait.
Suku Batak sudah mempunyai kebudayaan sendiri dan juga telah
memiliki keterampilan yang cukup tinggi. Diantara benda-benda yang dimiliki,
yang sangat berpengaruh dalam hidupnya adalah aksara Batak sendiri. Hanya
dengan mengenal dan memahami aksara orang itu dapat melihat-lihat
keanehan-keanehan dan keganjilan-keganjilan yang terdapat dalam jampi dan
mantra datu Batak. Sangat disesalkan karena penulisan hukum adat Batak, syair,
pantun, umpama, dongeng, dan sisilah Batak, yang sangat penting kedudukannya
dalam budaya batak, tidakdituangkan dalam bentuk tulisan.pada mulanya
orang-orang Eropa bermaksud melakukan penulisan itu, tetapi gagal.
Cerita-cerita peninggalan nenek moyang yang mereka dapatkan secara lisan, tidak
ditulis sesuai aslinya, banyak yang di ubah, sehinga tidak lagi memberi
gambaran otentik mengenai budaya dan filsafatnya.
Ukiran-serta pahatan-pahatan pada rumah adat Batak sangat indah dan
menggambarkan kepekaan rasa pengukirnya. Demikian juga hasil tempaan para
pandai besi dan para penenun. Semuanya membuktikan bahwa suku Batak sangat
menekuni pekerjaannya dengan mengandalkan pengetahuan dan perasaan artistik
yang dimilikinya. Dalam hal pengolahan tanah, harus diakui bahwa mereka cukup
berhasil – meskipun pada masa perang, rakyat masih mampu mempertahankan
hidupnya dengan hasil tanamannya sendiri.
Menurut Mitologi Batak, tempat asal suku Batak adalah gunung Pusuk
Buhit yang terletak di sebelah Barat Laut Danau Toba. Pada umumnya, pemberitaan
yang dilakukan dari mulut ke mulut tidak dapat di percaya. Hal ini terbukti
dengan banyak cerita dan dongeng yang beredar di kalangan bangsa dan suku-suku
negeri ini, yang semuanya tidak sesuai dengan pemberitaan alkitab tentang
penciptaan yang hanya mempunyai dua versi (yang pertama dalam Kejadian 1 dan
dalam Kejadian 2 yang kedua
B. Asal-usul
dan perkembangan kepercayaan Parmalim
Ugamo Malim adalah agama asli yang dianut Bangsa Batak sebelum
agama Islam, Kristen dan Katolik dianut sebagian besar Batak Toba. Penganut
Ugamo Malim disebut parmalim, pimpinan tertinggi agam Malim adalah Raja
Sisingamaharaja I-XII. Saat ini parmalim yang tersisa di Tanah Batak hanya
sekitar 10.000 orang. Agama Malim terpusat di Huta Tinggi, Laguboti Kabupaten
Tobasa. Pimpinan Parmalim bernama Raja Marnangkok Naipospos, meneruskan
kepemimpinan Raja Sisingamangaraja Sinambela XII. Kepercayaan dan upacara keagamaan
sebelum masuknya agama Nasrani dan Islam, mencerminkan pembaruan dari dua unsur
utama yang ikut membentuk kebudayaan Batak, yaitu kebudayaan Megalitik kuno dan
pengaruh india.
Sistem religi yang dianggap tertua di Batak adalah agama raja-raja
yang disebut permalim atau perbaringin atau pelbegu.
Parmalim secara antropologis disebut sebagai agama yang diturunkan
oleh Tuhan (Debata Mulajadi Nabolon) khusus kepada suku Batak. Debata Mulajadi
Nabolon adalah pencipta, pemilik dan penguasa semesta alam.
Beberapa ratus tahun sebelum agama Islam dan Kristen datang ke
Tanah Batak dan sebelum agama malim resmi ada, kepercayaan dan ajaran keagamaan
Batak sesungguhnya sudah ada. Menurut kepercayaan agama Malim, ajaran keagamaan
itu dibawa oleh suruhan atau utusan Debata Mulajadi Nabolon. Suruhan Debata
yang membawa ajaran keagamaan itu dinamakan malim Debata.
C. Kepercayaan
Parmalim dan Ajaran-ajarannya
Istilah Parmalim merujuk kepada penganut agama Malim. Agama Malim
yang dalam bahasa Batak disebut Ugamo Malim adalah bentuk moderen agama asli
suku Batak. Agama asli Batak tidak memiliki nama sendiri, tetapi pada
penghujung abad kesembilan belas muncul sebuah gerakan anti kolonial. Pemimpin
utama mereka adalah Guru Somalaing Pardede. Agama Malim pada hakikatnya
merupakan agama asli Batak, namun terdapat pengaruh agama Kristen, terutama
Katolik, dan juga pengaruh agama Islam.
Agama ini tidak mengenal Surga atau sejenisnya,sepeti agama
umumnya, selain Debata Mula jadi Na Bolon (Tuhan YME) dan Arwah-arwah leluhur,
belum ada ajaran yang pasti reward atau punisnhment atas perbuatan baik atau
jahat, selain mendapat berkat atau dikutuk menjadi miskin dan tidak punya
turunan. Tujuan upacara agama ini memohon berkat dari Debata Mula jadi Na bolon
(Tuhan YME), dari Arwah-arwah leluhur, juga dari Tokoh-tokoh adat atau
kerabat-kerabat adat yang dihormati, seperti Kaum Hula-hula (dari sesamanya).
Tuhan dalam kepercayaan Malim adalah "Debata Mula Jadi Na
Bolon" (Tuhan YME) sebagai pencipta manusia, langit, bumi dan segala isi
alam semesta yang disembah oleh "Umat Ugamo Malim"
("Parmalim"). Agama Malim terutama dianut oleh suku Batak Toba di
provinsi Sumatera Utara. Sejak dahulu kala terdapat beberapa kelompok Parmalim
namun kelompok terbesar adalah kelompok Malim yang berpusat di Huta Tinggi,
Kecamatan Laguboti, Kab. Toba Samosir. Hari Raya utama Parmalim disebut Si
Pahasada (yaitu '[bulan] Pertama') serta Si Pahalima (yaitu bulan Kelima) yang
secara meriah dirayakan di kompleks Parmalim di Huta Tinggi.
D. Upacara
Keagamaan dalam Agama Parmalim
Malim adalah sebuah agama yang memiliki beberapa macam upacara agama-agama (ritual) yang dijadikan
sebagai jalan untuk “bertemu” dengan Debata Mulajadi Nabolon.
Bagi agama Malim, persembahan pelean (sesaji) dan pelafalan doa-doa
(tonggo-tonggo) adalah hal yang wajib dalam setiap upacara agama. Berikut ini
akan dijelaskan satu persatu keseluruhan upacara agama yang dimaksud sekaligus
mengetengahkan dsar hukum dan proses pelaksanaannya masing-masing.
1. Upacara
Marisabtu
Marisabtu adalah salah satu upacara agama (ibadat) yang terpenting
dalam agama Malim. Ibadat ini wajib dilaksanakan sekali dalam sepekan yaitu
pada hari sabtu. Penetapan hari sabtu sebagai hari peribadatan bersal dari
sejarah dimana tepat pada hari ketujuh (sabtu).
2. Upacara
Martutuaek
Martutuaek merupakan salah satu aturan atau ibadat dalam agama
Malim nmun perlu diketahui bahwa sebelum agama Malim resmi ada, yakni pada
zaman Sisimangaraja I bahkan sejak dari Siraja Batak, martutuaek sudah menjadi
bagian dari adat istiadat masyarakat Batak namun setelah agama Malim resmi ada,
acara martutuaek bukan lagi sekedar adat kebiasaan tetapi sudah berubah status
hukumnya menjadi suatu aturan atau ibadat yang wajib diamalkan.
3. Upacara
Pasahat Tondi
Pasahat Tondi berasala dari dua kata, yaitu pasahat yang bermakna
”menyampaikan”, “menyerahkan”, sedangkan makna tondi adalah “ruh”. Dengan
demikian pasahat tondi berarti menyampaikan atau menyerahkan ruh.
4. Upacara
Mardebata
Mardebata adalah satu satu ritual agama malim. Secara harfiah kata
mardebata bermakna “menyembah Debata”.
5. Upacara
Manganggir
Manganggir adalah upacara yang dapat disamakan dengan sacrament
(baptis) dalam agama lain. Istilah manganggir berasal dari kata anggir (jeruk
purut), karena jeruk purut ini digunakan sebagai bahan pensucian (pangurason) ,
akhirnya upacara ini dinamakan dengan manganggir.
E. Interaksi
Kepercayaan Orang Batak dengan Agama-agama Lain
Masyarakat suku Batak juga sukar menerima pengaruh-pengaruh dari
luar. Sifat tertutup orang Batak mulai terbuka setelah terjadi penyerbuan dan
pendudukan Islam di bagian Selatan daerah Batak pada tahun 1830-an, yang
kemudian disusul dengan masuknya RMG pada tahun 1861, hampir bersamaan dengan
permulaan masa pendudukan Belanda secara bertahap atas daerah Batak.
Kekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup.
Ada dua bentuk kekerabatan bagi suku Batak, yakni berdasarkan garis keturunan
(genealogi) dan berdasarkan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak
ada.
ugamo malim atau parmalim adalah agama asli suku batak
BalasHapus