Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Senin, 29 Mei 2017

responding paper suku Asmat

Suku Asmat
Letak Geografis
Papua mula-mula ditemukan pelaut Portugis, Jorge de Meneses pada taun 1526, menyusul tahun 1545, penjelajah Spanyol yang bernama Ynigo Ortiz de Retes (Anu Setaningsih 2000:24). Ynigo Ortiz menemukan hamparan pulau di pesisir utara di dunia yang merupakan pulau terbesar kedua dan diberi nama Nueve Guinea. Pada tahun 1973 propinsi ini berubah nama menjadi “Irian Jaya”. “Irian” adalah kata Indonesia untuk New Guinea, dan “Jaya” artinya kejayaan atau kemenangan. Namun penduduk asli lebih menyukai nama Irian Jaya menjadi Papua Barat. Papua Barat memiliki etnis asli sama dengan orang-orang di Papua Timur, (Papua New Guinea/PNG) dan juga sama dengan orang-orang Malenesia lainnya di Pasifik.
              Kabupaten Asmat terletak diantara 4º-7º LS dan 137º-140º BT. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Nduga dan Kabupaten Yahukimo. Sebelah selatan berbatasan dengan Laut Arafura dan Kabupaten Mappi. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Mimika dan Laut Arafura. 3 Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Digoel dan Kabupaten Mappi. (Rajiv Gandhy, 2013) Dengan kondisi geografis seperti diatas, Papua merupakan pulau terbesar dari ratusan kepulauan yang ada di Indonesia, bahkan menjadi pulau terbesar kedua didunia setelah Greenland. Tidak dipugkiri bahwa banyak masyarakat yang tinggal didalamnya pun banyak. Dengan kondisi alam yang masih belum tersentuh banyak budaya modern membuat Papua, khususnya daerah pedalaman menjadi daerah yang masih tertinggal. Papua Barat adalah suatu tempat yang spektakuler dengan beragam keindahan, lereng-lereng gunung yang curam dan hutan-hutan lebat dengan satwa yang unik di dunia. Banyak tempat yang belum dapat dijamah dan dimasuki oleh dunia luar, peradaban jaman batu juga masih dapat ditemukan didaerah Papua ini.
Sistem Kepercayaan
              Menurut Eros Rumansa (2003), ada banyak pertentangan di antara masyarakat Asmat, yang paling mengerikan adalah cara yang dipakai untuk membunuh musuhnya. Ketika musuh terbunuh, mayatnya dibawa ke kampung, kemudian dipotong dan dibagikan kepada seluruh penduduk untuk memakan bersama. Mereka menyanyikan lagu kematian dan memenggal kepalanya. Otaknya dibungkus daun sago dan dipanggang kemudian dimakan.Ini menunjukkan bahwa jika setelah berhasil membunuh musuhnya, lalu memakan mayat musuh melambangkan seluruh kekuatan musuh berpindah ketubuhnya.
              Orang Asmat yakin bahwa di lingkungan tempat tinggal manusia juga didiami berbagai macam roh yang mereka bagi dalam 3 golongan, yaitu: Yi – ow atau roh nenek moyang yang bersifat baik terutama bagi keturunannya, 6 Osbopan atau roh jahat dianggap penghuni beberapa jenis tertentu, Dambin – Ow atau roh jahat yang mati konyol. (Depdikbud, 1990: 16) Roh-roh dan Kekuatan Magis a. Roh setan Kehidupan orang-orang Asmat sangat terkait erat dengan alam sekitarnya. Mereka memiliki kepercayaan bahawa alam ini didiami oleh roh-roh, jin-jin, makhluk-makhluk halus, yang semuanya disebut dengan setan. Setan ini digolongkan ke dalam 2 kategori (Garista, 2011) : a) Setan yang membahayakan hidup: Setan yang membahayakan hidup ini dipercaya oleh orang Asmat sebagai setan yang dapat mengancam nyawa dan jiwa seseorang. Seperti setan perempuan hamil yang telah meninggal atau setan yang hidup di pohon beringin, roh yang membawa penyakit dan bencana (Osbopan). b) Setan yang tidak membahayakan hidup: Setan dalam kategori ini dianggap oleh masyarakat Asmat sebagai setan yang tidak membahayakan nyawa dan jiwa seseorang, hanya saja suka menakutnakuti dan mengganggu saja. Selain itu orang Asmat juga mengenal roh yang sifatnya baik terutama bagi keturunannya, yaitu berasal dari roh nenek moyang yang disebut sebagai yi-ow. Sebelum agama Kristen masuk, suku Asmat sangat mempercayai roh-roh yang ada disekitarnya. Sehingga apapun yang berkaitan tentang kejadiankejadian yang ada selalu dihubungkan dengan kepercayaannya terhadap roh-roh yang membahayakan maupun menyelamatkan hidupnya. b. Kekuatan magis dan Ilmu sihir Orang Asmat juga percaya akan adanya kekuatan-kekuatan magis yang kebanyakan adalah dalam bentuk tabu. Banyak hal -hal yang pantang dilakukan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, seperti dalam hal pengumpulan bahan makanan seperti sagu, penangkapan ikan, dan pemburuan binatang. 7 Kekuatan magis ini juga dapat digunakan untuk menemukan barang yang hilang, barang curian atau pun menunjukkan si pencuri barang tersebut. Ada juga yang mempergunakan kekuatan magis ini untuk menguasai alam dan mendatangkan angin, halilintar, hujan, dan topan.
Sistem Kekerabatan
Suku bangsa Asmat, dalam sistem kekerabatan mengenal 3 (tiga) bentuk keluarga, yaitu : Keluarga Inti Monogamy dan Kandung Poligami, Keluarga Luas Uxorilokal (keluarga yang telah menikah berdiam di rumah keluarga dari pihak istri), Keluarga Ovunkulokal (keluarga yang sudah menikah berdiam di rumah keluarga istri pihak ibu).
Puji Striya menyatakan, perkawinan yang dianggap ideal (prefence) adalah perkawinan sepupu dua kali atau sepupu tiga kali. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat disana cenderung untuk melakukan perkawinan endogamus kerabat. Alasan perkawinan seperti itu (secara adat) karena “bukan orang lain”, sehingga kemungkinan bertengkar itu jarang terjadi. Selain itu untuk mendapatkan kembali “nyala api semakin padam”. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa perkawinan diluar kerabat itu tidak 8 dilakukan. Perkawinan semacam ini juga dijumpai disana, dimana alasan perkawinan itu disebabkan karena dulunya yang bersangkutan pernah bertugas didaerah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kekerabatan di Papua sangat berkaitan erat dengan perkawinan antara anggota kerabat sendiri, sehingga menumbuhkan hubungan kekerabatan yang bersifat “bilateral” supaya tali temali hubungan kekerabatan yang berantai tak terputus. Dan itulah yang menyebabkan dalam suatu kampung terdiri dari satu rumpun keluarga.
Upacara Kelahiran
Suku asmat merupakan suku yang sangat memperhatikan nasib generasi penerusnya. Suku asmat akan menjaga dengan baik calon generasi penerusnya mulai dari saat masih di dalam kandungan sang ibu agar bisa lahir ke dunia dengan selamat. Proses itu pun berlanjut hingga sang bayi lahir. Tak lama setelah lahir, keluarga akan mengadakan upacara sederhana bersama anggota suku yang lain.
Sistem Perkawinan
Suku asmat merupakan salah satu suku terbesar di papua yang masih eksis. Tidak ada upacara khusus dalam pernikahan suku asmat. Menurut Hanisa, saat ada laki-laki dan wanita akan menikah, laki-laki harus “membeli” wanita pilihannya dengan menawarkan mas kawin berupa piring antik dan uang yang senilai dengan perahu Johnson (sejenis perahu motor untuk melaut). Pihak laki-laki dilarang melakukan tindakan aniaya walaupun sudah diperbolehkan tinggal dalam satu atap. Hal ini menunjukan bentuk bahwa suku asmat sangat menghargai dan menjunjung derajat wanita.
Macam-macam adat perkawinan
a) Adat virilokal adalah garis keturunan orang asmat yang ditarik berdasarkan garis keturunan orang tua laki-laki. Sesudah menikah, adat virilokal mengharuskan pasangan suami-istri tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami. b) Adat levirat adalah pernikahan seorang janda dengan saudara kandung bekas suaminya yang telah meninggal. Akibat dari adanya adat ini yaitu terjadinya sistem perkawinan poligini di dalam suku asmat. c) Adat tinis adalah pernikahan seorang anak dalam masyarakat asmat yang biasanya di atur kedua orang tua kedua belah pihak, tanpa diketahui oleh sang anak. d) Adat persem adalah perkawinan yang terjadi akibat adanya hubungan rahasia antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang kemudian diakui secara sah oleh orang tua kedua belah pihak. e) Adat mbeter yakni kawin lari yang artinya seorang pria melarikan gadis yang disenanginya. Ke 3 cara inilah yang sering digunakan suku asmat dan telah menjadi budaya yang turun-temurun.
Upacara Kematian

             Orang Asmat tidak mengenal dalam hal mengubur mayat orang yang telah meninggal. Bagi mereka, kematian bukan hal yang alamiah. Bila seseorang tidak mati dibunuh, mereka tetap percaya bahwa orang tersebut mati karena suatu sihir hitam. Bayi yang baru lahir yang kemudian mati pun dianggap hal yang biasa, mereka tidak terlalu sedih karena mereka percaya bahwa roh bayi itu ingin segera ke alam roh-roh (W kurniati, 2013). Sebaliknya kematian orang dewasa mendatangkan duka cita yang amat mendalam bagi masyarakat Asmat. Suku Asmat percaya bahwa kematian 11 yang datang kecuali pada usia yang terlalu tua atau terlalu muda, adalah disebabkan oleh tindakan jahat, baik dari kekuatan magis atau tindakan kekerasan. Kepercayaan mereka mengharuskan pembalasan dendam untuk korban yang sudah meninggal kepada roh leluhur, kepada siapa mereka membaktikan diri, direpresentasikan dalam ukiran kayu spektakuler di kano, tameng atau tiang kayu yang berukir figur manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

kumpulan video suku bawean

Masyarakat Bawean juga terkenal dengan budaya merantau. Mereke merantau ke Bandar Malaka berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu kare...