Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Senin, 29 Mei 2017

responding paper suku Naulu

Suku Naulu
              Suku Naulu, sebuah suku yang mendiami pedalaman pulau seram. Maluku memiliki tradisi memenggal kepala manusia sebagai persembahan. Suku Naulu tersebar di dua wilayah Pulau Seram, yakni Dusun Nuanea dan Dusun Sepa. Jauh dari pusat kota membuat suku ini bertahan hidup secara tradisional. Beberapa diantaranya masih hidup nomaden atau berpindah-pindah.
              Kebanyakan dari suku ini belum memeluk agama. Mereka masih membawa kepercayaan yang diwariskan turun temurun oleh nenek moyang. Suku Naulu percaya bahwa arah leluhur selalu mengawasi mereka. Para pria dewasa di suku ini mengenakan ikat kepala merah sebagai identitas.
Ritual
              Suku ini memiliki tradisi yang mengerikan, yaitu berburu kepala manusia untuk dijadikan persembahan kepada nenek moyang. Sebenarnya, tidak ada penjelasan logis di balik tradisi kejam tersebut. Namun, mereka percaya hal itu mutlak dilakukan agar terhindar dari bahaya atau musibah. Selain itu, penggal kepala dianggap sebagai kebanggaan dan simbol kekuasaan.
              Tradisi ini awalnya sudah hilang sejak awal 1900an. Akhirnya, setelah bertahun-tahun ritual mengerikan ini sudah tidak terdengar lagi. Namun, pada 2005 ritual ini mengejutkan kembali terjadi. Dua mayat tanpa kepala ditemukan di kecamatan Amahai, kabupaten Maluku Tengah. Setelah diselidiki, keduanya merupakan korban suku Naulu untuk dipersembahkan kepada leluhur. Pelakunya mengaku melakukan ritual tersebut untuk memperbaili rumah adat mereka.
              Semenjak peristiwa sadis itu, lembaga hukum berupaya melakukan sosialisasi kepada semua pihak tentang adanya hukuman tegas b agi tindakan pembunuhan. Kemudian, tradisi ini dihapus hingga saat ini. Namun, ritual pengangkatan pria dewasa masih berlangsung, hanya saja pembahasannya diganti dengan burung kuskus.
Sistem Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh Suku Nuaulu adalah bahasa daerah yang mereka sebut dengan sou manai bahasa Nuaulu atau amasou . walau demikian masyarakat suku Nuaulu juga mengenal bahasa Melayu Ambon yang biasanya mereka guanakan untuk berkomunikasi dengan kerabat lainnya diluar kelompok mereka, karena bahasa melayu Ambon ibarat bahasa pemersatu bagi semua orang Maluku dimanpun berada. Di Negeri Nua Nea khusus bagi mereka orang tua atau sesepuh sama sekali tidak bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa melayu Ambon, mereka cenderung menggunakan bahasa daerah sebagai sarana komunikasi. Bahasa amasou ini di kenal mulai dari anak-anak samapai orang tua, bahkan dalam komunikasi sehari-hari mereka menggunakan bahasa tersebut.
Sitem Pengetahuan
              Ilmu pengetahuan dari masyarakat suku Nuaulu awalnya sangat sederhana. Misalnya pengetahuan mengenai cuaca, iklim, dan musim yang baik untuk bertani dan melaut tidak diperoleh melalui bangku pendidikan formal. Pengetahuan tersebut hanya diperoleh berdasarkan pengalaman dan cerita dari orang tua. Secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Pengetahuan soal ilmu perbintangan Masyarakat suku Nuaulu tahu dengan pasti kapan mereka harus kelaut dan mendapatkan ikan dan kapan tidak perlu ke laut karena pasti tidak akan mendapat ikan. Hal tersbut mereka tandai dengan benda angkasa yaitu bulan. Apabila bulan sudah penuh (bulan terang) maka mereka tidak akan melaut karena diperkirakan pasti tidak akan mendapat ikan, dan ketika bulan gelap saat itu mereka memilih kelaut untuk mencari ikan, karena saat itu akan ada banyak ikan. Demikian pula ketika mereka akan membuka lahan/kebun baru, mereka akan tahu hari yang tepat untuk membuka lahan tersebut tanpa takut akan turun hujan, yaitu ditandai dengan banyak tidaknya jumlah bintang yang muncul di malam hari. Apabila banyak bintang yang muncul maka esok adalah hari yang tepat karena tidak akan turun hujan. Tapi jika tidak ada bintang yang muncul di malam hari itu pertanda bahwa besok akan turun hujan.
2) Beberapa jenis burung sebagai pertanda (peringatan) Suara-suaru burung tertentu dianggap sebagai suatu pertanda atau peringatan bahwa bakal terjadi suatu peristiwa atau kejadian yang menakutkan, atau akan terjadi musibah, bahkan mungkin aib yang akan menimpa seseorang. atau kejadian yang relatif langka, namun biasanya menakutkan dan tidak diharapkan, musibah. Masyarakat suku Nuaulu menyebut burung itu sebgai burung suanggi/tarbae. Menurut mereka ketika burung itu bersiul biasanya teriakannya itu kurang lebih 3 kali secara berturut-turut selama tiga hari maka, aka nada orang yang meinggal dunia atau ada anak gadis yang mengalami kehamilan diluar nikah. Dan hal tersebut masih mereka percayai sampai sekarang. 3) Pengobatan Bagi masyarakat modern, kesehatan adalah suatu hal yang paling penting, begitu juga bagi masyarakat suku Nuaulu di pulau seram. Masyarakat suku Nuaulu mempunyai pengetahuan yang baik dalam soal pengobatan, mereka mengenal berbagai jenis dedaunan, tumbu-tumbuhan, bahkan buah yang dapat dijadikan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Sistem Teknologi
              Sistem teknologi masyarakat Suku Nuaulu meliputi alat-alat produktif untuk pertanian, peralatan berburu dan meramu, dan peralatan untuk mencari ikan. 1) Alat- Alat Produktif Peralatan pertanian yang digunakan oleh masyarakat suku Nuaulu hampir sama dengan masyarakat petani di daerah lainnya di Maluku meliputi :
(1)   sarana dan peralatan untuk pengolahan lahan dan pemeliharaan tanaman yang masih sangat sederhana atau tradisional. Artinya unsur teknologi agraris masih membutuhkan tenaga manusia yang relatif banyak.

(2)   sarana atau peralatan untuk pengolahan hasil pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

kumpulan video suku bawean

Masyarakat Bawean juga terkenal dengan budaya merantau. Mereke merantau ke Bandar Malaka berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu kare...