Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Senin, 05 Juni 2017

kumpulan video suku mandar


 Kata Mandar memiliki berbagai arti:
(1) Mandar berasal dari konsep Sipamandaq yang berarrti saling kuat menguatkan penyebutan itu dalam pengembangan berubah penyebutannya menjadi Mandar
(2) kata Mandar dalam penuturan orang Balanipa berarti sungai, dan
(3) Mandar berasal dari Bahasa Arab; Nadara-Yanduru-Nadra yang dalam perkembangan kemudian terjadi perubahan artikulasi menjadi Mandar yang berarti tempat yang jarang penduduknya.








Perkawinan (Likka) didaerah mandar melalui tahapan sebagai berikut:

*Memata/Maqlolang (Memilih jodoh) :
Dalam memilih jodoh, diperhatikan apa yang terkandung dalam ungkapan appeq sulapaq dimesanna mala makkeqdeang siwali parriq ilalang pamboyangang salamaq salewangang lino aheraq (empat segi/hal yang dapat dijadikan dasar menegakkan kerja sama (suami isteri) di dalam kehidupan berumahtangga selamat sejahtera dunia akhirat) yaitu (1) tomapia/tomalaqbiq (orang yang beragama, berbudi pekerti luhur, bangsawan, tampak gagah, cantik ayu), (2) assagenang ‘kemampuan ekonomi’, (3) atauang ‘strata social berdasarkan keturunan’, dan (4) hubungan darah. Biasanya pemilihan jodoh dalam kalangan keluarga sendiri akan mulus pelaksanaannya.
Jika diantara seorang pemuda dengan seorang gadis telah saling jatuh cinta, atau seorang pemuda telah jatuh hati kepada seorang wanita/gadis, maka sang pemuda menyampaikan kepada kelurganya agar diutus salah seorang perempuan yang dianggap dituakan dalam keluarga mereka untuk pergi kerumah sang gadis dengan maksud untuk mengamati perangai dan tingkah laku sang gadis. Apakah sudah sesuai perangai dan tingkah laku yang dikehendaki. Dalam pendekatan hendak diketahui apakah sang wanita/gadis yang dimaksud dapat dipinang atau tidak, yang dalam ungkapan mandar dikatakan mappeqissangngi dimawayana, dimaropponna tangalalang (mencari tahu apakah terang jalan tanpa penghalang, atau jalan itu penuh penghalang), apakah gadis itu betul-betul belum ada yang melamarnya.

*Mettumae ‘meminang’ :
Setelah diketahui bahwa sang gadis belum dilamar orang, diutuslah beberapa orang keluarga pihak pemuda berkunjung secara resmi ke rumah Sang Gadis membicarakan maksud meminang atau melamar dan membicarakan secara mendetail beban belanja serta tata cara pelaksanaan perkawinan yang akan menjadi beban pihak keluarga sang pemuda yang disebut akkeang atau rurangan. Apabila disanggupi oleh orang tua Sang Pemuda maka diadakan musyawarah tentang kapan dilaksanakan acara selanjutnya adalah mattanda jari. Tetapi apabila beban dan tata cara perkawinan tidak disanggupi, pihak keluarga Sang Pemuda mengadakan musyawarah berapa kesanggupan yang akan disampaikan kepada pihak keluarga Sang Gadis.

* Mattanda Jari ‘Menanda Jadi’ :
Beberapa hari setelah musyawarah, keluarga pihak Sang Pemuda kembali mengutus beberapa orang menyampaikan kepada keluarga pihak Sang Gadis kesanggupan pihak keluarga Sang pemuda. Kesanggupan disampaikan utusan dengan cara meletakkan sejumlah uang dalam pamenangan (sejenis piring berkaki setinggi labih kurang 30 cm terbuat dari kuningan) disodorkan kepada pihak keluarga Sang Gadis. Jumlah uang yang diletakkan di atas pamengangan bukan jumlah sebenarnya tetapi adalah jumlah perbandingan. Contoh: Rp. 10.000 berarti kesanggupan pihak keluarga pemuda Rp. 1.000.000, dan seterusnya. Jika antara kedua belah pihak terjadi titik temu, jadilah ikatan pertunangan antara Sang Pemuda dengan Sang Gadis tersebut.

*Mattanda Allo ‘Menanda Hari’ :
menentukan dan menyepakati kapan hari perkawinan dilaksanakan. (Ada masa pittumaeang ‘pertunangan’ yang berlangsung agak lama, dan ada pula yang berlangsung hanya beberapa minggu setelah acara mattanda jar).

* Maccanring.:
Pihak sang pemuda mengantarkan seluruh bahan/perlengkapan yang akan dipakai oleh keluarga sang gadis dalam melaksanakan acara-acara perkawinan selanjutnya.

*Mekillang patindoang/ maqlolang. : 
Dilaksanakan menjelang hari perkawinan. Menemui calon pengantin laki-laki bersama beberapa orang pemuda dari kalangan keluarganya, tetangganya, dan kawan-kawannya dating berkunjung ke rumah calon pengantin perempuan dengan maksud “dating melihat-lihat segala persiapan yang akan digunakan/tempat pelaksanaan perkawinan”.

*Metindor ‘mengiring’.:
Saat hari perkawinan pengantin pria dengan berpakaian adat mitindor ‘diiringi’ berupa arak-arakan menuju ke rumah mempelai perempuan untuk melaksanakan acara perkawinan/pernikahan.

*Nikka ‘akad nikah’. :
 Sebelum acara akad nikah, dilaksanakan rangkaian acara pelattigiang ‘mengoleskan daun pacar yang telah dihaluskan kepada mempelai’, setelah mempelai laki-laki tiba dirumah mempelai perempuan, seorang yang dituakan dari pihak keluarga mempelai perempuan meletakkan sebuah piring antic berisi lattigi ‘daun pacar’ yang telah dihaluskan dihadapan mempelai laki-laki. 


+
Seni Beladiri

Di lita’ mandar (tanah mandar) sendiri yang diketahui pernah menjadi tempat berdirinya beberapa kerajaan pada jaman dulu, kepemilikan ilmu bela diri tidak bisa dipisahkan dari masyarakatnya yang dikenal memiliki temperamen keras. Sehingga kemudian berkembang sebuah aliran pencak silat yang dikenal dengan nama Pakkongtau yaitu gerakan silat yang dilakukan dengan menggunakan jurus-jurus tangan kosong.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

kumpulan video suku bawean

Masyarakat Bawean juga terkenal dengan budaya merantau. Mereke merantau ke Bandar Malaka berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu kare...